BADUNG (DUDATIMUR) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Bali Ketut Lihadnyana mengajak perangkat desa mengubah pola pikir dalam menghadapi era digitalisasi.

Menurutnya, memasuki era tersebut (disruption era) dibutuhkan kesiapan mental dan daya saing yang dinamis, kini menuntut pembaharuan dalm segala aspek kehidupan.

"Saya mengajak desa menjadi garda terdepan dalam memanfatkan peluang kue perubahan untuk meningkat kesejahteraan masyarakat," kata Lihadnyana di Badung, Selasa (27/2).

Hal itu disampaikan ketika penutupan Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Bali dalam Rangka Sosialisasi Pengunaan Dana Desa Padat Karya Tunai yang diselenggarakan empat hari, 25-28 di Hotel Mercure Hotel, Kuta Badung.

Kegiatan dihadiri Direktur Pemberdayaan Masyarakat  Moh. Fachri dan penyelenggaraanya kerjasama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) maupun pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan desa.

Ia mengharapkan desa mampu melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitas sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki.

Lihadnyana optimis hal itu akan mampu terwujud apabila adanya komitmen bekerja semua pihak, oleh karena anggaran dana desa cukup besar serta mereka telah didampingi pendamping.

"Saya juga akan melakukan sidak sewaktu-waktu terhadap kinerja Pendamping Desa," ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga, pihaknya memberikan apresiasi terhadap inovasi Desa Duda Timur, Kecamatan Selat Karangasem yang telah meluncurkan sma@rtdesa pada tanggal 1 Februari lalu.

Apalikasi tersebut dapat mempercepat pelayanan desa kepada masyarakat yang dapat diakses darimana saja dan kapan saja.

Sementara itu, Perbekel Duda Timur Gede Pawana diberikan kesempatan memaparkan keunggulan sm@rtdesa yang sedang dikembangkannya.

"Kami memiliki fitur-fitur pelayanan yang sangat lengkap yang berjumlah sekitar 36 jenis," ujar Pawana yang juga Ketua Forum Perbekel Se-Bali.

Ia pertama yang mengembangkan sm@rtdesa bekerjasama dengan Saebo Technology yang mampu mengintegrasikan semua kebutuhan pelayanan masyarakat kepada dinas dan pihak terkait.

Pawana mencontohkan, masyarakat mampu melaporkan peristiwa kebakaran dan informasi tersebut akan diterukan ke dinas pemadam kebakaran, begitu juga dinas lainnya.

Bahkan masyarakat juga diberikan layanan chating dan video chat secara gratis.

"Perjuangan mewujudkan aplikasi itu cukup menantang ketika terjadinya peneingkatan aktivitas kegempaan Gunung Api, namun perangkat desa tetap bekerja," ujarnya.

Selain itu, jaringan internet Desa Dusa Timur cukup memprihatinkan, namun pihaknya tidak menyerah.*

Aplikasi itu akan terus dikembangkan agar memudahkan dan mempercepat aksesnya.