PASEBAYA CONTOH NASIONAL, TERIMA PENGHARGAAN BNPB
- I Wayan Artaya
NUSA DUA (DUDATIMUR) - Ketua Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Bali Gede Pawana menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pasebaya Agung yang diinisiasi oleh BNPB untuk menaungi 28 desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung radius 8-12 kilometer pada tnaggal 17 November 2017.
"Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap pengabdiannya yang ikut serta menanggulangi bencana erupsi Gunung Agung dengan sukarela termasuk pembiayaan serta sarana prasarana," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Badung, Kamis (22/2).
Hal itu disampaikan ketika menutup acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BNPB dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Penghargaan juga diberikan kepada Pramuka Peduli, Palang Merah Indonesia (PMI), Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) Karangasem, pengusaha dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
BNPB juga berikan kepada 18 media massa yakni Metro TV, TV One, TVRI, Kompas TV, i-News TV, Kompas, Pikiran Rakyat, Republika, Media Indonesia, Koran Jakarta, Antaranews.com, Republika.co.id, Sindo FM, Okezone.com, Tribunews.com, Detik.com, RRI Pro-3, dan Elshinta.
Menurutnya, kinerja Pasebaya Agung akan dijadikan percontohan (role model) nasional dalam menganggulangi bencana.
Kesadaran itu mereka lakukan dengan sepenuh hati yang selalu memberikan informasi perkembangan aktivitas Gunung Api Agung (Udaya Parwata) selama 24 jam.
Selain itu, Pasebaya Agung juga memberikan edukasi bahaya erupsi gunung api sehingga masyarakat tidak ada korban jiwa apabila betul-betul meletus.
Upaya itu untuk menyiapkan setiap individu masyarakat tangguh terhadap kemungkinan terhadap bencana yang akan terjadi.
Sementara itu, Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra menambahkan, pihaknya turut memberikan apresiasi kerja nyata Pasebaya Agung melibatkan ribuan relawan.
"Penanggulangan bencana, tidak saja tanggung jawab pemerintah, namun upaya yang patut didukung oleh masyarakat dan dunia usaha," ujarnya.
Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang diatur dalam Pasal 26, 27, 28, dan 29.
Untuk itu, BPBD Bali setuju Pasebaya Agung yang menjadi contoh nasional dibentuk oleh semua komponen masyarakat sendiri.
Oleh karena keselamatan masyarakat setempat tergantung dari kesiapan menghadapi bencana sewaktu-waktu, tidak saja bahaya erupsi Gunung Agung.
Pawana juga mendapatkan kesempatan menyampaikan kinerja yang dilakukan dalam penanggulangan erupsi Gunung Agung dihadapan 3000 perserta Rakernas BNPB.
Bahkan dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur.
Kehormatan itu diharapkan mampu meningkatkan kinerja Pasebaya Agung sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan oleh pemerintah.
Pada kesempatan itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa selain memperhatikan logistik pengungsi Pasebaya juga peduli membawa makanan untuk monyet Gunung Agung.
Binatang tersebut kehilangan sumber-sumber makanan maupun kerusakan sumber-sumber mata air.
"Kami hanya mampu membawa makanan monyet ini pada batas Kawasan Rawan Bencana (KRB) sesuai himbauan PVMBG," ujarnya.
Makanan monyet diperoleh hasil yang dikumpulkan dari warga yang peduli dengan kelestarian monyet Gunung Agung.
Makanan monyet itu bersama Pecalang Jagaraga Karangasem disebar keberapa titik seperti Pura Pasar Agung Selat dan Sibetan.
"Adanya kepedulian yang tinggi dari oleh masyarakat mampu menyelamatkan populasi monyet yang masih tersisa," ujarnya.
Selain itu juga, ada pula komunitas masyarakat yang peduli kepada hewan Anjing yang ditinggal mengungsi oleh pemiliknya.
Mereka membranikan diri masuk KRB untuk memberikan makan. Namun tetap koordinais dengan relawan Pasebaya Agung yang mendampinggi mereka di lapangan.
Upaya itu untuk mencegah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Bahkan warga dihimbau agar selalu waspada menghindari bantaran sungai yang dialiri lahar dingin.
Pawana juga mengakui, sumber pendanaan murni dari swasaya masing-masing relawan.
Termasuk peralatan komunikasi radio baik Handy Talky (HT) secara swdaya dan kerjasama dengan ORARI Karangasem.
"Kami tidak bertanya apa yang negara berikan kepada Pasebaya tetapi apa yang Pasebaya berikan kepada negara," tutupnya. *