• Hubungi
  • 082117177773

Senin - Jumat ( 7.00 - 13.00 )

KARANGASEM (DUDATIMUR) - Desa Duda Timur sedang mengembangkan wisata alam air terjun Jagasatru yang terletak di Dusun Pateh.

Pengembangan itu untuk meningkatkan daya tarik wisatawan    mengunjungi desa yang penduduknya dominan menggeluti pertanian.

Lokasi menuju air terjun tersebut harus melewati jalan sepeda motor atau jalan kaki sambil menikmati kesejukan desa.

Hingga sampai tujuan, pengunjung melewati sekitar 200 tangga, air terjun yang masih alami diapit oleh bukit, didominasi oleh pepohon Aren.

Selain itu, pandangan mata juga melihat "vew" laut pelabuhan cruise Tanah Ampo Manggis maupun pemandangan Gunung Agung (Udaya Pawarta) yang berdiri kokoh.

Ia menjelaskan, obyek wisata air terjun Jagasatru mulai dikunjungi wisatawan lokal, domestik dan mancanegara sejak tahun 2009.

"Kami belum memberikan tarif resmi kepada para pegunjung, hanya menyedikan kotak sukarela," kata Kepala Dusun Pateh Nyoman Buda di Karangasem, Sejun (12/2).

Dana yang terkumpul masih digunakan untuk mendukung pengembangan obyek wisata itu.

Lebih lanjut, keberadaan air terjun tersebut masih dipromosikan dari mulut ke mulut, sembari menunggu rampung sejumlah fasilitas pendukung.

Sementara itu, Prebekel Duda Timur Gede Pawana menambahkan, air terjun Jagasatru akan dibranding ikon desa, termasuk potensi unggulan.

Air terjun Jagasatru akan dilengkapi dengan Gazebo maupun penataan perluasan jalan menuju lokasi untuk memudahkan akses pengunjung.

Bahkan akan dibangun homestay (rumah tinggal)  yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan.

Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang nantinya siap mendukung pengembangan wisata tersebut secara berkelanjutan.

"Kami akan tetap memprioritaskan masyarakat setempat, supaya mendapatkan manfaat yang maksimal," ujarnya.

Dalam menjaga kelestarian air terjum tersebut, pihaknya akan berupaya menjaga lingkungan sekitarnnya sebagai bentuk implementasi kearifan lokal bernilai universal "Tri Hita Karana" atau hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan libgkungan.

Sedangkan penamaan air terjun Jagasatru yang berasal "jaga" artinya menjaga dan "satru" artinya musuh. Untuk itu, air terjun Jagasatru sebagai sumber penjaga kesehatan, keselamatan dan awet muda

BADUNG (DUDATIMUR) - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Bali Ketut Lihadnyana mengajak perangkat desa mengubah pola pikir dalam menghadapi era digitalisasi.

Menurutnya, memasuki era tersebut (disruption era) dibutuhkan kesiapan mental dan daya saing yang dinamis, kini menuntut pembaharuan dalm segala aspek kehidupan.

"Saya mengajak desa menjadi garda terdepan dalam memanfatkan peluang kue perubahan untuk meningkat kesejahteraan masyarakat," kata Lihadnyana di Badung, Selasa (27/2).

Hal itu disampaikan ketika penutupan Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Bali dalam Rangka Sosialisasi Pengunaan Dana Desa Padat Karya Tunai yang diselenggarakan empat hari, 25-28 di Hotel Mercure Hotel, Kuta Badung.

Kegiatan dihadiri Direktur Pemberdayaan Masyarakat  Moh. Fachri dan penyelenggaraanya kerjasama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) maupun pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan desa.

Ia mengharapkan desa mampu melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitas sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki.

Lihadnyana optimis hal itu akan mampu terwujud apabila adanya komitmen bekerja semua pihak, oleh karena anggaran dana desa cukup besar serta mereka telah didampingi pendamping.

"Saya juga akan melakukan sidak sewaktu-waktu terhadap kinerja Pendamping Desa," ungkapnya.

Pada kesempatan itu juga, pihaknya memberikan apresiasi terhadap inovasi Desa Duda Timur, Kecamatan Selat Karangasem yang telah meluncurkan sma@rtdesa pada tanggal 1 Februari lalu.

Apalikasi tersebut dapat mempercepat pelayanan desa kepada masyarakat yang dapat diakses darimana saja dan kapan saja.

Sementara itu, Perbekel Duda Timur Gede Pawana diberikan kesempatan memaparkan keunggulan sm@rtdesa yang sedang dikembangkannya.

"Kami memiliki fitur-fitur pelayanan yang sangat lengkap yang berjumlah sekitar 36 jenis," ujar Pawana yang juga Ketua Forum Perbekel Se-Bali.

Ia pertama yang mengembangkan sm@rtdesa bekerjasama dengan Saebo Technology yang mampu mengintegrasikan semua kebutuhan pelayanan masyarakat kepada dinas dan pihak terkait.

Pawana mencontohkan, masyarakat mampu melaporkan peristiwa kebakaran dan informasi tersebut akan diterukan ke dinas pemadam kebakaran, begitu juga dinas lainnya.

Bahkan masyarakat juga diberikan layanan chating dan video chat secara gratis.

"Perjuangan mewujudkan aplikasi itu cukup menantang ketika terjadinya peneingkatan aktivitas kegempaan Gunung Api, namun perangkat desa tetap bekerja," ujarnya.

Selain itu, jaringan internet Desa Dusa Timur cukup memprihatinkan, namun pihaknya tidak menyerah.*

Aplikasi itu akan terus dikembangkan agar memudahkan dan mempercepat aksesnya.

KARANGASEM (DUDATIMUR) - Desa Duda Timur sigap memberikan pelayanan online kepada warganya dalam menghadapi era digitalisasi.

Perkembangan teknologi digital tersebut telah mengubah pola kehidupan, pola kerja dan kecepatan akses informasi.

Untuk itu, Prebekel Desa Duda Timur Gede Pawana tidak tinggal diam tetap melakukan inovasi pelayanan dengan peluncuran "Sm@rt Desa" atau Desa Pintar, meskipun tengah menghadapi erupsi Gunung Agung.

"Kami sudah menjadi sebuah kewajiban lembaga desa memberikan kemudahan pelayanan dalam derasnya gelombang arus digital," kata Pawana ketika peluncuran Sm@rt Desa yang dibuka Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri yang ditandai dengan pemukulan gong.

Acara itu mengusung tema "Penataan Tingkat Kesejahteraan Warga dan Aplikasi Teknologi Administrasi".

Ia juga Ketua Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Bali mengatakan, apalikasi itu khusus bagi warga Duda Timur yang sudah mampu diakses secara dengan perangkat "mobile" yang download di Play Store Android.

Keunggulan aplikasi tersebut mampu memetakan tingkat kesejahteraan warganya.

"Aplikasi ini memiliki indikator pemetaan titik kemiskinan yang ditandai warna merah, penghasilan sedang warna unggu dan masyarakat sejahtera warna hijau," ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga bisa pendaftaran terlebih dahulu dalam pengurusan keperluan administrasi desa.

Bahkan mereka melakukan pengaduan mengenai keluhan-keluhan dan laporan peristiwa yang terjadi dan akan teruskan kepada dinas terkait. 

Lebih lanjut, pihaknya mencontohkan adanya ganguan listrik, maka keluhan itu akan diteruskan kepada instansi Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dengan layanan itu, mampu meningkatkan efektivitas, tepat sasaran dan terpadu.

"Aplikasi itu dibuat Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung jawab Sosial Perusahaan PT Saebo yang disiapkan selama lima bulan," ungkap Pawana kelahiran 1 Februari 1972 yang genap memasuki usia 46 tahun.

Sementara itu, Bupati Mas Sumatri memberikan apresiasi atas keberhasilan inovasi Desa Duda Timur yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) I radius 10-12 kilometer.

Ia mengharapkan, aplikasi itu berperan dalam memajukan desa yang mendukung pembangunan nasional yang sejalan dengan "Karangasem the Spirit of Bali".

Untuk itu, program itu dapat dicontoh oleh desa lainnya di Kabupaten Karangasem.*

KARANGASEM (DUDATIMUR) - Tarik Tambang di Lumpur Desa Duda Timur, Selat Karangasem menyedot perhatian masyarakat termasuk wisatawan mancanegara di tengah-tengah meningkatkannya aktivitas Gunung Agung yang berstatus awas.

Kegiatan itu untuk mengkampanyekan Bali Aman masih layak dikunjungi di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung 8-10 kilometer.

"Saya menekankan Bali masih sangat aman, Karangasem mempunayai 78 desa hanya 22 yang masuk KRB maka yang lainnya masih layak dapat dijadikan pilihan liburan dalam rangka Hari Natal 2017 dan Tahun Baru 2018," kata Prebekel Duda Timur, I Gede Pawana di Karangasem, Minggu (24/12).

Hal itu disampaikan ketika acara lomba Tarik Tambang di Lumpur  dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-32 Desa Duda Timur termasuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung radius 10-12 kilometer.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Bupati  Karangasem IGA Mas Sumatri, Kadis Pariwisata Karangasem dan Kebudayaan.

Perlombaan itu penuh sorakan penonton karena bermain ditengah lumpur dan diguyur hujan.

Disamping itu, acara tersebut tidak lepas dari sorotan kamera dari awak media maupun masyarakat yang mengabadikan momen langka itu.

Bahkan ketika perlombaan berlangsung Gunung Agung kembali erupsi pada Minggu pada pukul 10.05 WITA.  

Erupsi disertai dengan asap kelabu tebal dengan tinggi kolom abu vulkanik sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah mengarah ke Timur Laut.  

"Acara ini rutin dilaksanakan untuk dalam rangkaian ulang tahun desa dalam menyambut tahun baru sebagai bentuk persatuan dan kesatuan antar warga," ujarnya.

Tarik Tambang Lumpur diikuti oleh 18 kelompok yang terdiri 9 kelompok putra dan 9 putri.

Pawana mengumumkan pemenang lomba yakni Juara Satu dari Dusun Batu Gede, Juara Dua dari Pesangkan dan Juara Tiga Pateh.

Ia mengharapkan, acara itu sebagai momentum membangun kebersamaan antar warga desa untuk melangkah bersama dalam ikut serta memajukan pembangunan nasional dari desa.

Upaya itu tentu diharapkan mendapatkan dukungan semua pihak, salah satunya BNI 46 yang sudah bersinergi.

Sementara itu, Nengah Tamtawi sebagai salah satu peserta Tarik Tambang dari Dusun Pesangkan merasa puas mengikuti acara tersebut dengan meraih juara II.

"Kami hampir saja menjadi pemenang tahun ini untuk mengulang kejayaan tiga tahun yang lalu," ujarnya.

Berkat kekompakan timnya dengan penuh semangat bermain untuk meraih juara.

"Saya merasa senang dan acara penuh kemeriahan bahkan memacu adrenalin karena tantangan di lumpur jauh lebih sulit ketimbang di lahan kering," ungkapnya.

Selain badan penuh lumpur, pijakan juga licin dan tidak kuat. *

Tentang Kami

Desa Duda Timur merupakan desa yang terdiri dari daerah dataran, daerah perbukitan serta daerah perkebunan dengan temperature rata-rata 26ºC yang membuat daerah ini memiliki suhu cukup sejuk